MAMPIR MEDANG (54) : Rumah di Atas Pohon di Tengah Kota

Di beberapa daerah tertentu di Papua orang-orang membuat rumah di atas pohon yang sangat tinggi. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan keadaan alam di sana. Sebab kalau mereka membuat rumah di bawah, mereka rawan dari ancaman binatang buas juga dari nyamuk berbahaya yang hidup hingga ketinggian tertentu.

Berbeda keadaannya dengan orang yang hidup di tengah kota. Menjadi aneh jika mereka membuat rumah di atas pohon yang tinggi. Sebab tidak ada alasan untuk mendasari.

Dalam konteks demokrasi, Barat menganutnya sebab berangkat dari keadaan sosial di sana. Dimana orang satu sama lain sama kedudukannya, sebab mereka semua sama-sama pendatang.

Sementara, kondisi sosial di Indonesia berbeda dengan di sana. Sebab kita adalah Bangsa tua yang memiliki sangat kaya warisan ijtihad kepemimpinan. Maka menjadi aneh jika kita melakukan praktek demokrasi dengan sekedar ikut-ikutan Barat saja.

(Diolah dari: Agus Sukoco)

MAMPIR MEDANG (45) : HAKIKAT PENDOPO DAN BELAKANG RUMAH

Di depan rumah itu buminya Allah, di belakang rumah juga buminya Allah. Sama saja. Bahkan di belakang rumah dengan di pendopo pun sama saja, sama-sama buminya Allah.

Orang yang sedang berada di tampuk kekuasaan bisa saja tidak mendapat hidayah pemahaman sebagaimana apa yang dipahami oleh orang-orang yang berada di belakang rumah.

Orang-orang yang berada di belakang rumah memang terlihat tidak memiliki kekuasaan, tetapi apabila Allah membekali mereka dengan hidayah, bisa jadi apa yang didiskusikan di belakang rumah bisa lebih punya pengaruh daripada apa yang didiskusikan di pendopo, pusat kekuasaan.

(Diolah dari: Agus Sukoco)