Modus Penyeimbang

Diantara saudara-saudara kita ada yang untuk menemukan hidupnya kembali harus lebih dulu mengalami gagal ginjal, stroke, liver, atau kehilangan satu kakinya. Penyakit jasmani yang kronis menjadi penebus untuk memperoleh kesehatan hati. Hal tersebut merupakan mekanisme alamiah alam untuk menarik manusia agar senantiasa selalu berada pada garis orbitnya, sesuai dengan hukum keseimbangan.

Ketika manusia kehilangan keseimbangan naturalnya, misalnya akibat hatinya disesaki oleh polusi materialisme : haus jabatan, gejolak ambisi, gairah mencuri dan korupsi, alam akan segera menjalankan mekanisme sunahnya, yakni mekanisme penyeimbangan. Sebagai contoh, ada seorang kaya raya, tetapi hatinya kikir, perilakunya arogan, perangainya congkak tiba-tiba rumahnya kerampokan, istri dan anaknya dianiaya. Hingga pada akhirnya keluarganya jatuh miskin dan barulah ia sadar, perilaku dan perangainya berubah menjadi baik. Maka serentetan peristiwa perampokan itu merupakan modus dari mekanisme penyeimbangan alam.

Kekikiran, arogansi dan kecongkakan orang tersebut adalah bentuk ketidaksemimbangan akibat ketidaksiapan mentalnya menyikapi keberlimpahan yang dia terima. Kemudian perampok yang datang itu sesungguhnya adalah perwujudan dari energi alam yang mencari orang kaya tersebut untuk membuatnya kembali kepada orbit alamiahnya.

Banyak ragam bentuk tagihan keseimbangan yang dilakukan oleh alam untuk menjaga ‘mizan’ atau keseimbangan nilai yang dikehendaki Tuhan. Dalam khasanah kearifan lokal orang jawa memiliki filosofi, “Ngunduh wohing pakarti” juga “Sapanandur arep ngunduh”. Kepekaan spiritual orang-orang tua kita telah menangkap informasi alam mengenai nilai- nilai yang harus dijaga dalam perilaku hidup kita. Karena segala perangai dan tabiat kita tidak akan lepas dari sensor alam. Dan semua akan kembali menagih dengan perhitungan yang tidakbias kita manipulasi akurasinya.

Kemudian di dalam Islam kita mengenal Idul Fitri, yaitu hari dimana kondisi manusia mencapai kesucian kembali setelah dicuci oleh lelaku puasa Ramadhan. Puasa sesungguhnya merupakan metode pengambilan jarak rohaniah kita dengan materi. Dalam kondisi ‘berjarak” secara rohani itulah manusia berada pada maqom atau posisi ideal sesuai kodrat awal. Puasa adalah jalan alternatif (tarekat) spiritual untuk menyeimbangkan diri kepada orbit alamiah sebelum diseimbangkan secara paksa oleh alam.

:: Sokawera, Purbalingga 29 juli 2013

:: Ditulis oleh : Agus Sukoco
:: Diedit oleh : Rizky Dwi Rahmawan