Pak Wadil salah satu penggiat intiJuguran Syafaat yang kebetulan sedang mudik panjang dari pekerjaannya di tanah rantau, beliau menghubungi saya “Mas, semua saudara saudara pegiat JS lintas generasi kumpulkan yaa, buat ajang silaturahmi, sekaligus forum dapur sekalian saja”
Seketika saya langsung merespon tanpa banyak pertimbangan. Setelah obrolan singkat itu, terbitlah acara silaturahmi lintas generasi pegiat JS yang juga menjadi acara refleksi akhir tahun sekaligus menggugurkan jadwal forum dapur mingguan. Malam hari tadi, sabtu,14 Desember 2024 di bilangan Gembong, Purbalingga.
Acara di mulai jam 22.00 wib, Mas Kusworo selaku moderator membuka. Selanjutnya acara dilambari dengan munajat sholawat, bertepatan mendo’akan Alm Cak Mif yang baru saja berpulang ke Allah.
Kebetulan rencana kerja JS di tahun 2025 yang kami gagas sudah selesai, hal itu yang akhirnya saya sampaikan pada acara ini. “Ada tiga core tema untuk gelaran JS yaitu aktualisasi, metodologi berfikir dan spiritual”. Ketiga core ini yg nanti menjadi case untuk judul tema gelaran rutinan.

Dalam menyongsong JS di tahun 2025 nanti kita perlu kerja tim yang luar biasa, saling melengkapi satu sama lain. Kita ini sangat kompleks ada tim teknis dan ada tim spiritual yang mana jika dua tim ini kita kawinkan , maka menurut saya akan menghasilkan output yang sangat indah.
Dinamika perjalanan yang sudah terjadi, tentang semua hal yang di nilai kurang baik mulai hari ini detik ini juga kita lepaskan dan kita tinggalkan, mari kita merawat sesuatu hal yang baik dan kita tumbuhkan bersama. Kita harus saling menguatkan satu sama lain untuk melewati perjalanan panjang ini “bukan setinggi apa kita mendaki, tapi sekuat apa kita mempertahankan tali persaudaraan ini”, saya memungkasi paparan rencana kerja malam hari itu.
Acara berlanjut dengan diskusi santai dengan suasana gayeng, ajur-ajer satu sama lain. Rasanya asik sekali membahas rencana kerja 2025, penuh optimisme serta ada rasa syukur. Kegembiraan makin berlipat dengan kangen suasana berkumpul lintas generasi yang amat jarang dilakukan ini.
Kalau menuruti keinginan, jelas inginnya yaa ngobrol terus sampai pagi. Namun untuk keperluan manajemen waktu dan stamina, moderator memungkasi acara tengara pukul 01.00. Lalu acara malam hari itu disempurnakan dengan makan malam bersama. (Anggoro D. Januar)