Reportase: Takhayul Modern, Ilmiah Tradisional

Siapa bilang orang jaman dulu menggunakan kendil tanah liat untuk tempat minum adalah karena ketidakmampuan mereka membuat wadah dari bahan yang lebih baik? Nyatanya riset ilmiah membuktikan bahwasanya bahan-bahan plastik tempat minum dengan berbagai model dan jenisnya tidak selalu memberikan dampak positif kepada air yang diwadahinya. Justru air di dalam kendil terpelihara dinginnya tak perlu di kulkas, terpelihara Ph-nya sehingga terjaga pula kualitasnya.

Bagaimana slogan 3R (Reduce-Reuse-Recycle) menjadi project yang tak bisa terukur keberhasilannya, karena harus berhadapan dengan birahi industri zaman ini yang menggunakan bahan-bahan tidak terbaharukan tanpa memperhatikan ekosistem. Sedangkan pada masa lalu, peralatan dibuat oleh manusia dengan kalkulasi yang matang terhadap penjagaan keseimbangan alam. Soled dan centhong dibuat dari kayu tanpa menghabisi stok pohon. Risban dan lincak dibuat dari bambu dengan kuota produksi yang menjamin tetap lestarinya bambu.

Perhatikan misalnya upacara pernikahan klasik, juga prosesi kehamilan hingga lahirnya bayi, syarat akan alat peraga dan simbol yang bermuatan sugesti positif. Yang orang sekarang baru paham keilmiahan alat peraga dan simbol itu setelah mempelajari teoriutilisasi sebagai bagian dari ilmu psikoterapi dari Barat.

Sedangkan orang zaman sekarang malah memproduk ke sia-siaan yang jangan-jangan takhayul belaka : tradisi mengirim karangan bunga, tradisi peresmian dengan membunyikan sirine, tradisi bakar duit pesta kembang api serta masih banyak kita bisa temukan tradisi-tradisi masyarakat kontemporer lainnya. [] RedJS