Reportase: MANUSIA DEFAULT

Cacing setia dengan default penciptaannya sebagai cacing, oleh karenanya cacing tidak pernah mengeluh hidup di lumpur. Hal penting sebelum kita memulai menjalankan laku peran kehidupan kita adalah mengenali default setting atas penciptaan kita sebagai manusia. Kita ambil analogi kacang dan durian, Allah sama seriusnya dalam menciptakan kacang sepertihalnya saat Ia menciptakan durian. Lalu kenapa kita begitu sayang menyisakan durian dan tak merasa risau membuang-buang kacang? Karena kita larut dalam ukuran ekonomi dimana harga durian jauh lebih mahal dari harga kacang.

Larutnya kita pada belief system berupa tata nilai yang disepakati oleh masyarakat secara kolektif bisa mengaburkan kita sehingga tidak lagi mengenal default setting atas diri kita. Idul Fitri yang kental dengan tagline kosong-kosong bisa kita momentumkah untuk secara annual untuk sejenak tidak nggugu dengan tata nilai sosial, dalam rangka mengenali kembali default penciptaan kita.

Yang harus kita ilmui selanjutnya adalah, pengkaburan bukan hanya terjadi pada pengenalan settingan default manusia, tetapi juga pada rute perjalanan hidup kita. Peta rute itu yakni kalimat : Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kita departure dari Allah dan akanarrival ke Allah. Kalimat itu membudaya menjadi kalimat menyeramkan saja, kebanyakan lupa bahwa itu adalah kalimat pokok, peta rute kehidupan kita. [] RedJS