Setidaknya ada dua bentuk dalam kita memberikan apresiasi. Pertama kita mengapresiasi dalam rangka sebuah unggah-ungguh di dalam pergaulan. Lalu kedua kita mengapresiasi untuk menstimulasi anak kecil, biasanya agar mereka mau nurut tanpa kita harus mengeksploitasi logika mereka.
KPK pernah memasang spanduk besar di gedungnya. Spanduk itu berisi apresiasi “Berani jujur hebat!”. Kira-kira jenis apresiasi yang manakah itu, unggah-ungguh pergaulan atau apresiasi untuk menstimulasi? Kalau unggah-ungguh, bisa jadi hal itu hanya basa-basi belaka, tidak benar-benar hebat itu menjadi jujur. Akan tetapi, kalau hal itu merupakan apresiasi untuk menstimulasi, apa iya rakyat yang menjadi sasaran spanduk itu diperlakukan seperti anak kecil? “Tidak ngompol, hebat kamu nak”.
Bagi orang dewasa, jujur tidak semestinya dikerjakan untuk mengejar predikat hebat. Tetapi memang fitrahnya manusia adalah berbuat jujur. Terkecuali bagi mereka, orang dewasa yang masih sering ngompol di kasur. Untuk sesuatu yang tidak ada predikat hebatnya, orang itu tidak mau mengerjakannya.
Jenis apresiasi lainnya misalnya yang terpampang di billboard pajak “Pembayar pajak adalah patriot bangsa”. Nah, silahkan diklasifikasi sendiri, ini termasuk apresiasi jenis yang mana. Setiap warga negara yang pernah belanja di minimarket dan pernah membeli bensin atau solar, dia adalah pembayar pajak. Di dalam harga-harga yang tertera di price tag minimarket dan price led SPBU di dalamnya sudah terdapat komponen pajak.
Musim Idul Fitri telah berakhir. Dengan tidak ada catatan tragedi nasional seperti halnya yang terjadi di Brexit tahun lalu. Apresiasi patut kita berikan kepada petugas-petugas yang merondai jalan raya di saat orang-orang berlibur lebaran bersama keluarga terkasih mereka.
Mulai dari petugas pekerjaan jalan yang mayoritas selesai tepat waktu sebelum Idul Fitri. Sehingga para pemudik tidak menjumpai kemacetan berarti akibat pekerjaan jalan. Juga kepada aparat Satuan Lalu Lintas, Dinas Perhubungan, hingga para voluntir dari PMI, Pramuka serta banyak lagi lainnya.
Prestasi jenis apakah yang harus kita apresiasi terhadap para petugas tersebut? Prestasi yang luar biasa menurut saya.
Kalau volume kendaraan normal kemudian lalu lintas lancar, itu wajar. Kalau volume kendaraan melimpah, lalu lintas tetap lancar, itu luar biasa. Ada memang kemacetan di banyak titik dengan panjang dan durasi yang wajar.
Dengan semangat bahu-membahu diantara petugas, maka impian mencapaizero traffic jam bukanlah sebuah utopia. Pengalaman menangani migrasi penduduk ibukota yang jumlahnya sebesar jumlah penduduk seluruh Malaysia adalah ujian kapabilitas yang nyata di lapangan.
Tanpa mempedulikan berapa pertumbuhan jumlah pemudik, tanpa memperhatikan pertumbuhan jumlah kendaraan, jalanan sepadat apapun tetap mereka atasi. Maka di masa-masa mendatang, ketika jumlah volume jalan semakin tidak sebanding dengan jumlah pertambahan kendaraan baru, prestasi para pengatur lalu lintas akan meningkat dari luar biasa menjadi amazing.
Petugas-petugas amazing kelak akan tercetak di jalanan. Kalau pemerintah tak kunjung mengerjakan treatment berupa pembatasan kendaraan bermotor. Misalnya dalam bentuk penghentian penerbitan STNK baru.
Petugas di jalanan hanya mampu mengerjakan solusi represif persoalan kemacetan jalan raya. Tetapi pemerintah dibalik meja, mereka yang mampu mengerjakan solusi prefentif. Tidak ada negara yang menyediakan tanahnya untuk dibanjiri kendaraan bermotor secara unlimited.
Ketika kendaraan terus membanjir, yang dilakukan seyogyanya bukan hanya mendatangkan sejumlah drum aspal untuk membuat jalan yang selebar mungkin. Tetapi bagaimana pemerintah peka bahwa rakyat membutuhkan sarana transportasi, sehingga transportasi umum semakin dipikirkan secara mendalam.
Heran memang, pemerintah baik pusat maupun daerah belum juga memiliki perhatian yang serius setimbang dengan krusialnya masalah pertambahan kendaraan bermotor. Perhatian dalam bentuk penyiapan moda transportasi umum yang benar-benar bisa mereduksi pertambahan kendaraan bermotor milik pribadi secara signifikan.
Apa gerangan sebetulnya yang membuat pemerintah tak kunjung terdesak untuk mengerjakan ini? Sementara Astra Internasional, pemasok kendaraan bermotor nomor wahid di negeri ini saja sudah menyiapkan diri menyiapkan lini usaha di luar otomotif. Otomotif kini hanya 1 dari 7 bidang usaha yang menjadi garapan Astra.
Kalau sewaktu-waktu pemerintah mengeluarkan regulasi pembatasan penerbitan surat-surat untuk kendaraan baru. Atau kalau sewaktu-waktu sistem transportasi umum membaik signifikan sehingga rakyat tidak membutuhkan kendaraan baru, nampaknya Astra sudah siap menghadapi hal itu.
Kalau tidak ada upaya serius yang dikerjakan untuk memperbaiki secara signifikan sistem transportasi umum sedari saat ini, masalah kepadatan lalu lintas dan kemacetan bukan hanya terjadi pada saat musim lebaran. Tetapi akan menjadi terjadi setiap saat. Masalah kepadatan lalu lintas dan kemacetan bukan hanya terjadi di ibukota, tetapi akan terjadi di setiap kota. [] Rizky Dwi Rahmawan