MERIAH. “Manusia Bersandiwara” pertama kali dibedah offline di Baturraden

Lebih dari seratus aktivis, mahasiwa, jamaah maiyah dan peserta umum berkumpul bersama di Warunge Dewek, Rempoah, Baturraden pada selasa (28/2) kemarin untuk mengikuti bedah buku “Manusia Bersandiwara”.

Buku ini adalah karya bersama Pak Toto Raharjo dan Dinar Meidiana dengan kaloborator musik Dony KK dan Widie Letto. Karya yang diselesaikan semasa pandemi ini pertama kali dibedah secara offline pada kali ini dengan pembedah Afit Susanto dan moderator Kukuh Prasetiyo.

Acara ini juga bertepatan dengan Milad ke delapan windu Begawan pergerakan sosial Indonesia yang sekaligus juga penggagas Sanggar Anak Alam (Salam) Yogyakarta ini.

Mas Dony KiaiKanjeng dan Mas Tido melengkapi kemeriahan malam hari itu dengan membawakan lagu-lagu yang diciptakan liriknya oleh sahabat dekat Romo Mangun sekaligus juga sahabat dekat Mbah Nun ini bersamaan dengan penulisan buku ini.

Di akhir acara, Tido mempersembahkan lagu yang diciptakan khusus untuk hadiah Milad ayahandanya itu. “Pelajaran yang saya dapat dari Bapak dan Ibu saya yang jarang orang tahu adalah bahwa kebahagiaan itu harus diupayakan. Penting bagi kita untuk bahagia”, ungkap Tido.

Drama Musikal di Hari Welas Asih

Pertunjukkan bertajuk “Welas Asih Ing Buwono” sukses terselenggara pada 14 Feb malam lalu. Acara dengan durasi 2,5 jam yang mengambil tempat di Nicetime Cafe ini berhasil memukau audiens.

Kesenian yang digarap dengan olah audio-visual yang amat baik, melibatkan talenta-talenta lokal, membawakan karya musikal berbagai genre yang dirajut oleh alur cerita yang dibawakan oleh Ki Dalang Jemblung.

Lagu Manca dan Sunda berpadu, wayang kulit dan Metal beriringan, menyuguhkan kepada ratusan audiens yang hadir tentang makna cinta yang lebih luas tidak sekedar cinta picisan.

Kegembiraan Rohani dan Kemesraan Nurani di Malam Imlek

Tidak ada yang lebih dan paling mensyukuri adanya Juguran Syafaat, tidak juga jamaah dan penggiatnya, melainkan yang lebih dan paling menggembirai adanya Juguran Syafaat adalah Mbah Nun.

Mbah Nun secara khusus hadir di Juguran Syafaat edisi 118 yang sekaligus sebagai pembuka rangkaian tasyakuran #SatuDekadeJS berlangsung lancar, hangat dan penuh khidmat meruangi kegembiraan rohani di malam tahun baru Lunar.

Ini adalah kali ke-3 Mbah Nun hadir di Juguran Syafaat. Memendar ilmu dan mengkohesikan kemesraan nurani antar jamaah Maiyah yang kesemuanya sama-sama dalam kondisi emosional yang sangat mendalam baru saja ditinggalkan oleh yang Allah muliakan Marja Maiyah Mbah Fuad.

REFLEKSI TAHUN LAMA, HARAPAN BARU TAHUN 2023

Juguran Syafaat bersama 41 pesantren mitra UIN Saizu dan masyarakat binaan LPPLSH berkegiatan bersama-sama pada Rabu, 28 Desember 2022 dalam acara bertajuk “Sambungrasa Orang Biasa #2 : Sandekala Keadilan Sosial”.

Acara ini dalam rangka refleksi bersama di penghujung tahun 2022 dan sekaligus menyegarkan optimisme untuk harapan lebih baik di tahun 2023.

Yai Tohar dan Mas Dony KK hadir diiringi dengan Gamelan Tarbiyah Cinta. Gamelan anak-cucu KiaiKanjeng dari Lawen, Pandanarum, Banjarnegara ini amat apik, rampak juga piawai membawakan sejumlah nomor-nomor pilihan.

Jamaah Maiyah dan lebih dari lima ratus santriwan/ti UIN ajur-ajer di dalam forum, membincangkan kasunyatan dan merefleksi nilai-nilai hidup sehari-hari.