Keruwetan komunikasi menjadi salah satu penyebab utama konflik dalam kehidupan. Jamak ditemukan dirumah–anak dengan orang tua, suami dengan istri, maupun ketika bergaul dengan lingkungan sekitar. Dalam konteks komunikasi, gangguan dalam penyampaian pesan sering kali menjadi faktor yang menyebabkan salah tafsir, kemudian meningkat levelnya menjadi ketegangan, dan seringkali berakhir dengan jotos-jotosan. Salah satu teori komunikasi yang menjelaskan hal ini adalah Model Shannon-Weaver, yang menekankan adanya gangguan dalam proses penyampaian pesan yang dapat diartikan sebagai noise. Gangguan ini, baik berupa interpretasi yang salah atau ketidakjelasan informasi, yang kemudian memicu konflik dan merugikan banyak pihak. Sejarah telah membuktikan betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh keruwetan komunikasi tersebut. Salah satu contoh yang paling mengerikan adalah Perang Dunia I, yang sebagian besar dipicu oleh kekeliruan interpretasi pada komunikasi diplomatik antar negara setelah pembunuhan Archduke Franz Ferdinand. Ketegangan diplomatik yang terjadi akibat salah pengertian ini akhirnya berkembang menjadi konflik besar yang melibatkan banyak negara.
Hari-hari ini, ditengah laju percepatan informasi, kemampuan kurasi informasi menjadi penting untuk diulik kembali. Sebagaimana pernah disampaikan Mas Sabrang pada salah satu forum maiyahan, “Kita tidak terlatih untuk menimbang informasi. Itu yang membuat kecepatan menjalarnya informasi berbalik menjadi masalah. Karena manusianya sendiri belum cukup dewasa untuk menyikapi informasi itu sendiri.”. Dalam QS. Al-Hujurat: 6, perintah untuk memeriksa kebenaran informasi merupakan langkah pertama untuk menghindari kesalahan yang lebih besar.
Tema bulan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang bahaya salah pengertian dan bagaimana kita bisa menghindarinya. Dengan menerapkan prinsip verifikasi informasi dan sikap rendah hati, agaknya dapat mengurangi potensi konflik. Bersama-sama dalam Juguran Syafaat edisi ke 140 ini kita berkumpul lagi, Semoga kita tak pernah jemu mencerdasi setiap yang terjadi, menemukan arti penting dari setiap peristiwa lalu menjadikannya pelajaran untuk diterapkan.