Nampak rapih berjejer, sepeda motor berpuluh-puluh jumlahnya di pelataran Pendopo Cahyana di Kompleks Rumah Jabatan Wakil Bupati Purbalingga. Beberapa petugas berseragam membantu menata dengan sabar dan riang hati membuat tertibnya urusan perpakiran. Semata-mata ia melaksanakan apa kata pepatah, “Adil semenjak dari parkiran”.
Pada Sabtu, 7 September 2019 lalu, pada siang menjelang sore hari, sekitar 200 orang pemuda dari Karang Taruna Kabupaten Purbalingga dari berbagai level kepengurusan desa, kecamatan dan kabupaten mereka semua berkumpul. Dengan antusias mereka menghadiri kegiatan Purbalingga Youth Discussion yang kali itu mengangkat tema “Maximazing Creativity in Creative Economy Era”.
Ada dua pembicara tampil di depan. Yang pertama Mas Bambang Irawan, Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga yang sekaligus juga menjabat sebagai Ketua Umum Karang Taruna Kabupaten Purbalingga. Pembicara berikutnya adalah Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh atau kerap disapa pula Noe Letto. Mas Sabrang diundang di Purbalingga selaku tokoh pemuda multi kreasi. Mas Sabrang menjadi magnet tersendiri pada sore itu. Tentu yang pertama karena beliau adalah artis nasional. Kemudian lagi para peserta belum banyak yang tahu kiprahnya di dunia kreatif. Dari musik, film dan aplikasi digital yang sudah dilahirkan dari gagasan Mas Sabrang.
Mas BI demikian sapaan akrab Mas Bambang Irawan, dipersilahkan oleh Mas Imam selaku moderator untuk mengawali paparan siang hari itu. Dengan apik Mas BI memaparkan bahwa Pemerintah Kabupaten Purbalingga sudah menggandeng industri kreatif yang ada dengan berbagai macam pembinaan dan kegiatan di dalamnya. Ketika salah seorang mengusulkan beberapa pelatihan untuk pemuda di Purbalingga, Mas BI dengan sigap mempersilakan mereka untuk mengajukan apa saja yang mereka butuhkan. Selama disusun dengan baik, terhitung dan bertanggungjawab. Forum siang hari itu menjadi sebuah link and match forum yang tepat antara rakyat dengan pemangku kebijakan.
Kemudian tiba giliran Mas Sabrang, Ia mengawali dengan mendasari arti tentang apa itu ekonomi kreatif. Dari situ berkembang hingga industri kreatif, pariwisata yang kreatif dan strategi dasar bisnis. Beberapa peserta menanyakan terkait motivasi, bagaimana memulai usaha, hingga bagaimana mengubah mindset teman-teman di sekitarnya.
“Siapa bilang ada yang mewajibkan Anda untuk mengubah mindset. Tidak. Sebab Anda bukan nabi. Kemampuan Anda adalah menjadi contoh atau teladan, sehingga kemudian menginspirasi orang dan membuktikan diri bahwa Anda bisa. Dari situlah mereka akan mengikuti langkah-langkah Anda.”, ujar Mas Sabrang. Kalimat ini menyentuh hati para pemuda yang selalu punya hasrat untuk mengubah cara berfikir orang lain, tapi lupa bahwa yang sejatinya wajib diubah adalah dirinya sendiri.
Sore bertambah gayeng, ketika Mas Sabrang menyanyikan dua lagu dari Letto, yaitu Ruang Rindu dan Sebelum Cahaya. Smartphone berjejer mengabadikan moment tersebut. Layaknya koor paduan suara, hampir semua turut menyanyikan lagu yang pernah hits di beberapa tahun silam.
“Semoga anda menjadi generasi pembaharu Indonesia yang memulai memperbaiki Indonesia sekarang.”, akhir kata dari Mas Sabrang memungkasi kegiatan sore itu.
Menjelang pukul 17.00 acara kemudian dipungkasi. Peserta kemudian pulang membawa perolehan yang berbeda-beda. Wajah cerah sumringah tampak dari mereka yang hadir. Apalagi bagi mereka yang sempat berswafoto bersama Mas BI dan Mas Sabrang. Kegiatan ini mudah-mudahan bisa menjadi alat asah bagi cara berfikir yang lebih lantip dan makin akurat atas tidak tertebaknya perubahan-perubahan apa yang ada di masa depan kelak. (Hilmy Nugraha)