Juguran Syafaat November 2023
“Anak-anakku Maiyah, jangan sampai tidak mengenali bahwasanya ilmu Maiyah ini hidayah. Hidayah dari Allah”, demikian Mbah Nun berpesan.
Diantara keberlimpahan ilmu di Maiyah adalah dalam bentuk karya pustaka atau buku. “Sesobek Buku Harian Indonesia” adalah buku berisi sekumpulan puisi yang merupakan ekspresi dan Impresi Mbah Nun tentang, dalam, dari, dan terhadap Indonesia, dari era 1980-an sampai dengan 1990-an. Kepada setiap yang membacanya Mbah Nun memerdekakan untuk memilih apa titik beratnya: Puisinya, Indonesianya, Mbah Nun-nya, atau sobeknya.
Pada Juguran Syafaat edisi ke-128 ini bersama-sama kita menghadirkan ilmu dan mentadaburinya melalui buku tersebut, sebagai ungkapan syukur atas hidayah ilmu dari Allah yang begitu berlimpahnya. Mudah-mudahan dengan energi syukur tersebut, ilmu kemudian meresap ke dalam jiwa, dan teraktualisasi menjadi manfaat yang mudah-mudahan dapat berdampak langsung pada setiap problem dan tantangan yang dihadapi pada konteks kehidupan masing-masing.
“Allahumma inni a‘udzubika min ‘ilmin la yanfa‘” .
Ya Allah aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Membenahi lagi cara kita mensyukuri ilmu adalah tindakan teramat solutif ketimbang pilihan sikap untuk apatis dan berputus asa atas kondisi Indonesia hari ini. Kondisi bangsa yang bukan lagi sobek, tetapi sudah begitu hancurnya. Dalam pengantar buku ini oleh Mbah Nun digambarkan Indonesia ibarat buku lama yang terbengkalai di lemari, digerogoti oleh tikus-tikus tiap malam, lembaran-lembaran buku itu tercabik-cabik, terkeping-keping, terserpih-serpih, hampir tidak tersisa satu lembarpun yang masih utuh. Itu pun setengah basah dan bau karena bercampur air kencing tikus-tikus itu.