Juguran Syafaat April 2023
Ketulusan adalah mata uang yang berlaku dimana saja dan kapan saja. Sisi kebalikan dari ketulusan itu disebutnya pamrih. Sesuatu yang selalu bernilai rendah, norak dan jelek. Tidak ada ketulusan yg sempurna, sebuah perjalanan satu dekade untuk menapaki anak tangga pamrih demi pamrih, harapan, ekspektasi serta pengarep-arep yang alamat tujuannya tidak ada alamat lain melainkan ditujukan kepada Allah semata.
Di era dimana kecerdasan kolektif terus tumbuh dengan pesat, ilmu dan pengetahuan kontekstual tersaji dan terhampar. Salah satunya tentang kawruh ilmu pamrih. Pilah ranahnya semakin lembut dan semakin teliti kini. Validasi apa yang sebenarnya sedang seseorang cari dari apa yang sedang ia upayakan dan tampilkan. Kalau kita tidak mendekat ke ilmu hati dan lebih menyenangi ilmu bendawi, amat mungkin orang lain lebih presisi menengarai ketimbang diri sendiri di dalam melihat motivasi setiap aksi diri.
“Orang hebat berbicara mengenai ide, orang biasa berbicara tentang kejadian sekitar, dan orang kecil berbicara tentang orang lain.”
Bersama-sama kita menatap ulang ide terdalam, motif paling dasar, niat paling sejati dari apa yang kita kerjakan. Di wilayah pribadi, kelompok, atau lebih besar lagi bangsa dan negara. Agar jangan sampai algoritma media digital lebih akurat mengukur ketimbang mampunya diri untuk mencerdasi. Bahwa kita melakukan sesuatu dan sesuatu lainnya itu sejatinya sedang mengabdi kepada nilai atau kepada materi?