Juguran Syafaat Juni 2022
“Kita berada pada peradaban yang tidak menaruh perhatian serius kepada nilai-nilai. Kita itu tidak pernah bersungguh-sungguh kepada nilai-nilai”, Mbah Nun.
Andaipun hari ini diri kita tidak bisa membuat andil perubahan apa pun, juga tidak tercatat menjadi agen changemaker di mana pun, namun sekurang-kurangnya kita masih tetap melingkar Maiyahan dalam rangka menjadi diri yang lebih peka memperhatikan nilai-nilai.
Nilai-nilai itu lembut bahkan tak kasat mata. Selalu kalah oleh cara pandang kebendaan yang menjadi mainstream hari ini. Ketika seseorang tidak peka nilai, ia tidak punya variasi definisi lain terhadap misalnya kata “teman”, melainkan sebatas antonim dari kata “musuh”. Padahal seseorang yang mungkin amat jarang berjumpa, tetapi memiliki itikad berbuat baik yang sama bukankah radius pengertiannya lebih dekat dengan teman daripada disebut musuh? Semakin luas kita menyelami definisi, semakin luas spektrum pertemanan yang kita kerjakan.
Kita sudah amat pandai membuat kelompok, klub maupun geng pertemanan beraneka rupa ragam jenisnya. Tetapi kita masih jarang mengasah kepandaian untuk menghimpun sejumlah itikad-itikad baik hanya karena perbedaan pilihan cara di dalam menempuh dan mengerjakannya. Ibarat masing-masing kita menarik sebuah garis, tentu tidak semuanya lurus dan sejajar, pasti ada yang melenceng, tetapi kalau ke semuanya menuju pada sebuah itikad tujuan yang sama, bukankah kita bisa menghitung resultannya? Hasil penjumlahannya pasti akan lebih panjang ketimbang kita menarik garis sendiri-sendiri.
Bersama-sama kita akan menarik garis lebih ke depan lagi dari itikad baik yang sudah kita kerjakan sejak kurun waktu yang lalu dengan ber-Maiyah di Juguran Syafaat edisi ke-111 di Juni 2022 ini.