Mukadimah: RESISTENSI SAPU LIDI

Juguran Syafaat Juli 2022

“Sikap seseorang dalam menghadapi krisis, pertama menjadi korban, kedua mengambil tantangan. Semakin cepat beralih pada respon kedua, maka semakin bisa menghadapi keadaan” – Mas Sabrang.

Active agent versus passive victim adalah sebuah teori modern yang tidak sederhana dalam mempraktekannya. Namun ketahuilah, pandemi yang disambung tanpa jeda dengan gejala awal resesi dunia hari ini telah benar-benar membuat semacam rasa kebersamaan global. Sebuah perasaan senasib sepenanggungan umat manusia sedunia menghadapi situasi yang begitu multiproblematik.

Rasa kebersamaan global yang tidak pernah generasi kita alami sebelumnya ini seolah merupakah hidayah dari Allah yang menyadarkan bahwa kita tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri-sendiri. Jika benar ini adalah hidayah dari Allah, maka saat-saat ini adalah momentum yang tepat bagi kita untuk menyingkirkan resistensi internal di dalam setiap circle. Menjunjung asas keberagaman, memandang setiap perbedaan dengan sikap permakluman bahwasanya setiap kita memiliki strength dan weakness yang berbeda satu sama lain. Tidak lebih dari itu.

Bersama-sama kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi ke-112 untuk membangun resistensi kolektif kita menghadapi keadaan yang menurut banyak pengamat belum akan menjadi lebih mudah dalam satu-dua tahun ke depan.

Ibarat lidi dalam satu ikatan ia dapat menciptakan manfaat yang tidak bisa diciptakan oleh lidi-lidi satuan. Slogan perjuangan Jenderal Soedirman yang bagi sebagian kita hari ini terasa begitu klise. Tetapi mau bagaimana lagi kalau hanya itu sumber daya yang kita punyai hari ini.

Previous ArticleNext Article