Terus Berdialektika

Apabila kita membaca artikel atau mendengar ceramah para cendekiawan, sering kita temui istilah-istilah asing yang berat. Berat di telinga dan berat di mulut. Sangat sophisticated sekali. Ada sederet istilah seperti civil society, bourgeois and proletariat, good goverment, oligarki, paradigma, floating mass, semantik, semiotika, hermeneutika, dan masih banyak istilah sulit lainnya.

Berbeda dengan tradisi lisan dan tulisan para intelektual umumnya, Mbah Nun hampir tidak pernah melempar istilah yang bikin kepala kita pusing tujuh keliling. Namun ada satu istilah dari khazanah pengetahuan Eropa yang kerap kali digunakan Mbah Nun dalam setiap forum Sinau Bareng, yaitu ‘dialektika’.

Ada apa dengan dialektika? Apa itu dialektika? Dialektika dipopulerkan oleh filsuf Jerman yang bernama Friedrich Hegel. Sebenarnya dialektika sudah dikenalkan ribuan tahun sejak era filsuf Yunani kuno. Dialektika berasal dari kata ‘dialegesthai’ yang artinya dialog. Bukan hanya dialog lisan, tapi juga dialog antar materi atau kenyataan. Tan Malaka menyebutnya: perbincangan antar materi.

Secara ringkas dialektika dirumuskan dengan tesis, anti tesis, lalu menjadi sintesis, dan akan terus bergerak maju atau spiral. Sebab posisi sintesis bisa menjelma menjadi tesis setelah muncul anti tesis baru.

Contoh kongkrit yang pernah terjadi di komunitas Juguran Syafaat, misalnya, tesis (Ikhda) ketemu anti tesis (Luqman) menjadi sintesis (pernikahan). Dan semoga sintesisnya tidak bergerak maju (tambah anu) atau mundur (layu). Kita berdoa dan berharap semoga sintesisnya akan langgeng sampai akhir hayat.

Contoh lain yang lebih kompleks dialami oleh Kukuh Prasetiyo. Proses dialektisnya bersama teman-teman komunitas Juguran Syafaat mengantarkannya pada proses penumbuhan diri di arena sosial dan organisasi yang digelutinya. Bermula dari moderator forum Juguran Syafaat (tesis), Kukuh mendapat kepercayaan di organisasi kepemudaan di Banyumas (anti tesis), lalu Kukuh sering didapuk menjadi moderator acara-acara diskusi ekonomi dan seputar UMKM (sintesis).

Mengutip nasehat bijak dalam dunia pendidikan: kuda dilahirkan, sedangkan manusia dibentuk. Bayi kuda dalam jangka waktu singkat bisa langsung makan rumput, berdiri, dan lari. Sedangkan bayi manusia memerlukan proses dialektika yang panjang untuk bisa makan nasi, berdiri, lari, lalu menjadi insan, abdullah, dan terus berjuang agar sampai pada derajat khalifatullah.

Delapan tahun usia Juguran Syafaat pada tanggal 13 April 2021. Masih belia, tapi sudah bukan bayi. Teruslah berdialektika!

Previous ArticleNext Article