Mukadimah: PIL PAHIT AUTOKRITIK

Juguran Syafaat Agustus 2021

Atas apa saja yang hari ini sudah berhasil kita capai, kita bersyukur. Atas apa saja yang hari ini belum kita capai, kita mengevaluasinya. Kita tiba di hari ini tidaklah ujug-ujug, melainkan dari rentetan panjang keputusan demi keputusan yang kita buat kemarin dan dahulu. Setiap hari membuat keputusan, satu, sepuluh, seratus, seribu keputusan, tak terhitung.

Betapa sulitnya membuat keputusan yang selalu benar. Pengharapan penuh kepada Allah untuk ihdinas shiratal mustaqim sepertinya memang tidak untuk waktu yang kelak, melainkan untuk hari ini presisi menjalani hari-hari.

Sebab kehidupan ini begitu dinamisnya, keacakan kejadian mengandung jutaan probabilitas kemungkinan. Daya pikir rasional, olah kondisi jiwa, organisasi-disorganisasi posisi diri ditengah keberadaan orang lain, faktor alam, hingga force majure bahkan sekalipun keputusan kita benar, outputnya belum tentu sesuai yang diharapkan. Jalan pintas saat masalah datang, mudahnya adalah menyalahkan orang lain. Namun hati-hati, apabila tidak obyektif bisa saja kita terjebak pada sikap blaming of other. Sikap yang tidak membuat keadaan menjadi lebih baik sama sekali.

Sikap sebaliknya adalah menyalahkan diri sendiri. Yang apabila tidak obyektif justru membuat mental lemah oleh guilty feeling. Sikap yang membuat kita makin lemah dihadapan sebuah masalah. Menemukan sikap obyektif antara kedua hal tersebut, itulah autokritik. Posisi pandang seorang yang sedang mengerjakan autokritik adalah mengamati atau mengobservasi, bukan menghakimi. Pahit memang. Tetapi yang diserap adalah unsur-unsur yang memberdayakan.

Bersama-sama kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi ke-101 bulan Agustus 2021 secara virtual melalui Youtube Channel Juguran Syafaat.

Previous ArticleNext Article