
Refleksi Akhir Tahun Pengurus KJS di CAUB Baturraden
Di penghujung tahun lalu kami berkumpul di sini, kali ini kami berkumpul lagi di Camp Area Umbul Bengkok di Kawasan desa wisata Karang Salam, Baturraden.
Sedikitnya ada dua hal yang dibahas tahun lalu, yang satu sudah terwujud dan yang satu tidak. Membangun infrastruktur dasar datakrasi desa adalah yang terwujud, dan membuat podcast adalah yang tidak terwujud.
Podcast dalam artian tontonan orang omong-omong memanglah tidak terealisasi di tahun 2021 ini. Akan tetapi, kami satu sama lain saling omong-omong berinteraksi dan mengelaborasi tidak pernah itu ada liburnya setahun ini.
Salah satu buah penerapan dari omong-omong itu adalah terbentuknya sebuah wadah usaha mandiri berbentuk koperasi yang hari ini dikenal dengan nama KJS. Koperasi Kanca Jumbuh Sedaya (KJS) diinisiasi dan dirintis oleh teman-teman penggiat dan jamaah aktif Juguran Syafaat.
Mengusung misi kemandirian, koperasi ini dalam setahun sudah menyelesaikan proses legalisasi badan usaha. Bukan sebagai koperasi simpan pinjam, melainkan koperasi Jasa Telekomunikasi.
***
Apa yang bagi kita adalah progress, bagi orang lain bisa jadi merupakan masalah. Itulah mengapa kerja-kerja keperintisan mestilah bersifat sukarela. Karena menciptakan sesuatu yang baru selalu mendatangkan berbagai sudut pandang yang multi.
Positif, netral dan negatif. Tiga spektrum itu menjadi bahan refleksi akhir tahun pengurus KJS petang hari kemarin. Momen menjelang peralihan tahun selalu menjadi hal yang penting untuk kita murojaah, membaca kembali dan mencermati lagi apa-apa yang sudah berjalan pada sekali putaran revolusi bumi yang sudah berjalan kemarin.
Setidak-tidaknya kita tidak bisa mencanangkan hal yang besar di tahun mendatang, tetapi paling tidak kita memastikan proses yang sedang berjalan ini masih pada garis uptrend. Bukan sebaliknya, downtrend.
Refleksi akhir tahun kali ini dilaksanakan di saung Sinergi, di Kawasan Camp Area Umbul Bengkok atau popular dengan nama Caub. Berada di dataran tinggi Baturraden, bisa memandang view kota Purwokerto dengan kerlap kerlip lampu kotanya membuat obrolan tidak sepaneng.
Titik berapt program pada tahun pertama KJS adalah menggiatkan anggota untuk menabung dulu. Sembari memenuhi batas minimal modal yang bisa dioperasionalisasi untuk menjalankan bisnis internet.
Semangat menabung sebagaimana pada lazimnya koperasi difasilitasi dalam tiga bentuk simpanan, yakni Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Simpanan pokok ibaratnya adalah biaya pendaftaran anggota, dibayarkan sekali di awal. Kemudian, simpanan wajib rutin disetorkan setiap bulan.
Generasi zilenial mungkin lebih familiar dengan konsep ‘tabungan rencana’ dibandingkan dengan simpanan wajib. Banyak bank-bank menawari tabungan wajib bulanan, nanti setelah setahun diberikan bunga. Mekanismenya hampir sama, bedanya kalau simpanan wajib hasilnya bukan bunga, tetapi sisa hasil usaha (SHU).
Lalu adalagi simpanan sukarela. Ini adalah jenis simpanan tambahan, yang jumlahnya tidak ditentukan dan juga bisa diambil sewaktu-waktu. Begitulah proses kapitalisasi atau pembentukan modal di KJS berlangsung dalam kurun setahun ini.
Selain proses pembentukan modal, apalagi yang sudah ditempuh dalam kurun setahun ini? Dari awalnya pra-koperasi dengan pendampingan dari penyuluh Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah, kini KJS sudah memiliki badan hukum resmi ditandai dengan sudah keluarnya NIB. Selain itu, juga sudah memiliki rekening bank atas nama Lembaga.
Desa Karanggintung sebagaimana diamanatkan oleh Mbah Nun untuk dijadikan sebagai salah satu laboratorium sosial bagi Juguran Syafaat telah berhasil menerapkan usaha jaringan internet mandiri. Peran KJS di tahun 2022 adalah mendukung proses replikasi untuk pengembangannya.
Karena koperasi diperbolehkan oleh regulasi untuk memiliki lebih dari satu unit bisnis, maka KJS juga memiliki unit bisnis berikutnya yakni KJS Organizer. Event perdana yang sukses digelar pada pertengahan tahun lalu yakni event pembentukan Lumbung Bumi Alas Pakedjen.
Selain itu, di dalam kepengurusan, ada tim kecil yang saat ini tengah mempelajari penerapan peer to peer (P2P) lending. Targetnya tidak akan membuat platform investasi seperti Santara atau Tanifund, tetapi minimal bisa memanfaatkan sisa modal yang tidak terserap menjadi fasilitas bantuan modal kerja jangka pendek bagi anggota yang memiliki project atau order tertentu.
P2P lending atau berbagai skema kolaborasi pembiayaan usaha pemula memang pengetahuan aktual yang saat ini sedang in, amat sayang kalau kita tidak ikut mempelajari dan menguasai ilmunya.
***
Sejumlah topik menjadi diskursus petang kemarin. Lepas dari prediksi ketercapaian target-target tersebut, kerangka besar dari progress yang sedang ditempuh tidak lain adalah mewujudkan semangat kemandirian.
Kenapa kemandirian ini penting untuk bukan hanya digagas, tetapi juga diterapkan? Karena di sini adalah lingkungan intrinsik tempat kita berada. Ini bukan persinggahan atau tempat ampiran ngopi, tetapi karena memang kita hidupnya di sini.
Tanpa berjibaku mewujudkan semangat kemandirian. Maka kita manaruh diri pada kerangjang resiko sebagai komunitas yang bergantung pada kebaikan hati orang lain. Yang harus selalu merengek pada mereka yang lebih berpunya. Ini tidak aman secara martabat. Padahal di Maiyah, martabat adalah satu dari tiga hal paling penting untuk dijaga.
Nampaknya memang suhu dingin dataran tinggi Baturraden sudah tidak bisa diajak kompromi juga. Menjelang tengah malam, forum refleksi diakhiri.
Selamat menyambut tahun baru 2022.