
Purbalingga memang Kabupaten dengan berlimpah Sumber daya agrarisnya. Bersamaan dengan komunitas petani muda organik Harvestmind diangkat liputannya oleh media nasional, di pucuk gunung Kec. Kutasari, Kab. Purbalingga pada 31 Agustus 2021 kemarin dibentuk entitas lainnya lagi yakni LumbungBumi Alas Pakedjen.
Semangat organik didorong oleh kebutuhan untuk meninggalkan ketergantungan pada bahan-bahan kimia buatan tanpa harus mengorbankan produktivitas. Semangat organik juga dilandasi oleh pemahaman bahwasannya hasil terbaik bisa dihasilkan ketika kita bisa memuliakan tanaman dan media tanamnya, yakni tanah beserta mikroba dan unsur hara yang terkadung di dalamnya.
Pembentukan LumbungBumi diacarai dengan workshop yang dipandu oleh Kang Ahmad Syawaludin dari Bengkel Bumi Mandiri, Bogor. Kang Syawal adalah pendamping model pertanian sehat di lebih dari 800 titik dampingan di seluruh Indonesia.
Workshop ini diinisiasi Bersama oleh Bengkel Bumi Mandiri, Koperasi KJS dan Griya Petualang Indonesia. Peserta sebanyak 30 orang dari Penggiat Juguran Syafaat, Anggota Kelompok Tani Alas Pakedjen dan Penggiat pertanian dari luar daerah juga ikut hadir.
Petani jagung, kentang, pisang, nanas, dan berbagai jenis komoditas pertanian lainnya berdiskusi dan bersama-sama membuat formula ‘jamu bumi’ yang berkhasiat untuk meningkatkan hasil panen tanpa membutuhkan bahan kimia buatan. Bahan-bahan pembuat formulasi tersebut dibawa dengan bergotong royong oleh sejumlah peserta, diantara bahan-bahannya yakni buah labu dan buah maja. Karena tidak di semua daerah ada, beberapa peserta sepulang acara membawa biji untuk bisa ndeder di rumah.
Harapan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah petani yang hadir yang separohnya masih berusia muda ini dapat saling bertukar pengalaman sesama peserta, sekaligus ke depannya akan mendapatkan pendampingan berkelanjutan dari tim Bengkel Bumi Mandiri.
Tahap terdekat setelah ini adalah menentukan varietas prioritas dari sejumlah potensi sumber daya yang selama ini sudah digarap oleh masing-masing peserta. Varietas prioritas tersebut harapannya dapat dikembangkan secara bersama-sama sehingga meningkat skalanya.
Sesi terakhir dari workshop yang di gelar di aula dan di halaman Griya Petualang Indonesia ini diisi dengan briefing rencana tidak lanjut dan tanya jawab santai. Formula yang sudah dibuat pada sesi sebelumnya akan siap dipanen setelah 21 hari dan akan dibagikan kepada masing-masing peserta yang hadir. Nantinya masing-masing akan bereksperimen mengaplikasikannya di ladang, niteni dengan teliti dampak peningkatan yang terjadi. (Redaksi Juguran Syafaat)