Kampus almamater saya terdiri dari lima fakultas (Hukum, Ekonomi, FISIP, Teknik, dan Peternakan). Namun demikian, lalu lintas grup whatsapp tak ada satupun yang mengangkat diskursus lima studi tersebut.
Seperti grup whatsapp yang lain, isinya kebanyakan dakwah dan motivasi.
Saya tidak bisa berbuat banyak. Saya hanya bisa menebak-nebak. Bahwa memang usia menjelang 40-50an, bila tidak disertai pemahaman agama yang ontologis maka penderitaan hidup dan bayang-bayang kematian menjadi sesuatu yang sangat menakutkan.
Ini yang memberi saya jawaban mengapa para hero seperti Tan Malaka, Soe Hok Gie, Kartosuwiryo, DN Aidit, Munir, Diponegoro, Sudirman, dll tidak takut mati. Sebab mereka sudah paham hakekat hidup dan penciptaan alam semesta.
Dalam pikiran saya dulu, mereka orang-orang yang hebat itu, mendingan hidup menjalani karir saja. Mendapatkan uang, berkeluarga, plesiran, dan rebahan. Ngapain susah-susah berjuang, apalagi ancamannya nyawa.
Begitulah, jangan sampai kita menjadi golongan orang-orang yang terlambat belajar. Yang kualitasnya sebatas mantan mahasiswa cap fotokopian. Sudah berumur tetapi baru membaca bab kehidupan, agama, dan dalil. (Febri Patmoko)