Materi Khutbah Jum’at edisi Jumat Pon, 9 Oktober 2020
Assalamu’alaikum warrahmatullahiwabarakatuh
Ma’asyirol Mu’minin Jamaah Jum’ah Rokhimakumullah…..
Di awal sekali, mengawali khutbah siang hari ini khotib mengajak diri khotib beserta jamaah sekalian untuk terus berpegang teguh pada keimanan kita kepada Allah SWT, sehingga dengan itu kita jadikan modal paling utama dalam menjalani keseharian hari ini dan hari-hari kita ke depan yang mungkin masih akan tidak mudah.
Di tengah keadaan yang tidak menentu dari deraan pandemi penyakit yang mendunia, himpitan ekonomi, tontonan dari perilaku wakil kita di pemerintahan, perilaku wakil kita di legislatif DPR, praktik-praktik para penegak hukum di negara kita yang kesemuanya itu menuntun bathin mengucapkan kalimah istighfar yang sangat dalam, ngelus dada, dan banyak hal lagi, hampir di semua bidang.
Maka, tidak ada jalan lain kecuali kita menyandarkan kepasrahan kepada Yang Maha memiliki kekuatan Mutlak, yang Maha berkuasa, yang Maha menggenggam, yang Maha mengampuni sekaligus yang Maha menghukum, yang pasti adil seadil-adilnya yaitu Allah SWT. Tidak ada jalan lain lagi kecuali hanya berpegang pada kekuatan dari Allah SWT.
Jamaah jumah yang dirahmati Allah,
Melihat kondisi terkini di negara yang kita cintai ini melalui media televisi, radio, elektronik dan media sosial lainnya bahwa di tengah deraan pandemi, masalah ekonomi, regulasi atau aturan-aturan yang berlaku yang tidak jarang membuat kita yang berada di kalangan bawah ini dibikin pusing, susah untuk mengikutinya sebab terkesan mancla mencle aturannya.
Akan tetapi ya sudahlah, kita hanyalah orang awam, yang tidak tahu akan hal-hal tentang konstitusi negara, ilmu-ilmu yang njlimet, konspirasi global apa lagi itu namanya. Konon memang, ada segelintir orang, ada beberapa orang yang secara jumlah bisa dihitung dengan jari namun sesungguhnya ia memiliki kuasa hingga mampu mengendalikan orang satu negara yang sedemian besarnya ini.
Ilmu kita sebagai orang awam tidak akan sanggup menjangkaunya. Kita hanya tahu, sehabis shalat shubuh pagi-pagi kita sudah punya agenda menuju ke sawah, kebun, ke pasar. Kegiatan sehari-hari yang mungkin tidaklah “wah”, akan kita istiqomah menjalaninya dengan penuh keikhlasan dan penuh rasa syukur.
Syukur terhadap nikmat sehat, nikmat akan kesuburan tanah yang diberikan Allah ta’ala. Yakni nikmat tenaga, nikmat berupaya, berusaha, dan hanya itu yang kita tahu. Kita tidak tahu diluaran sana ada yang sedang merencanakan kerusakan-kerusakan, merencanakan kesengsaraan dan memonopoli kekayaan untuk perutnya sendiri, terserah itu bukan wilayah kita orang awam.
Kalaupun itu benar yang terjadi maka kita serahkan kepada wakil-wakil kita di pemerintahan, para cerdik cendekia yang menguasai dibidangnya. Dan kalaupun justru mereka para wakil kita yang tega melakukan kejahatan kepada kita para rakyatnya, biarlah mereka berhadapan langsung dengan Allah SWT. Kita sebagai manusia boleh berencana, tetapi Allah maha membuat perencanaan-perencanaan, dan yang pasti berhasil adalah rencana Allah ta’ala.
Artinya : “ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” QS. Ali Imron : 54.
Maka Jamaah sekalian, dengan posisi kita yang bukan siapa-siapa, bukan apa-apa dalam arti kewenangan-kewenangan, semoga justru yang menjadikan kita terselamatkan. Selamat dari kesalahan-kesalahan, dan terpenting serta yang utama adalah selamat ketika suatu saat nanti menghadap Allah SWT di yaumul hisab kelak.
Dengan selalu berpedoman pada apa yang telah diajarkan oleh junjungan kita Rasulillah Muhammad SAW, semoga syafaat kita dapatkan bersama-sama. Amiiin….amiiin Ya Rabbal alamin.