Virus ini sebelumnya barang asing. Namun, ia datang di sekitar kita dengan memberikan dampak yang begitu nyata. Saya tidak ingin menutur dari berita, tidak juga membuat kajian akademis. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya saksikan. Kekhawatiran dan kemerosotan itu nyata sedang orang-orang hadapi hari ini.
Pada Mocopat Syafaat bulan lalu dimana Mbah Nun terlibat secara audio melalui Youtube Streaming, saya menangkap pesan Beliau bahwa bangsa ini mestinya bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan. Dan itu menyangkut manajemen tertatanya sebuah kepemimpinan yang harus mumpuni dari semua sisi.
Sudah begitu banyak kritik dilontarkan bagi pola pengelolaan yang dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Saya pun tidak ingin menjangkau jauh ke sana. Seandainya di sana ada kesalahan tindakan yang tidak semestinya seperti yang disampaikan Mbah Nun, saya hanya ingin, di lingkup kepemimpinan saya, saya tidak ingin berbuat yang serupa.
Libur Sekolah sudah berlangsung sebulan lebih. Saya merasakan dampak psikologis pada anak-anak didik saya. Itulah wilayah kepemimpinan ‘kecil’ saya. Yang saya lakukan adalah terus-menerus memberikan informasi dan catatan untuk anak-anak didik saya supaya mereka tidak larut oleh keadaan.
Mereka saya temani untuk terus beraktivitas, meski menemaninya dari jarak jauh. Saya berusaha agar mereka tetap beraktivitas layaknya di sekolah, betul-betul home learning berlangsung, tidak serta-merta glundang-glundung di rumah larut dalam kebosanan.
Ketika salah seorang dari mereka dengan nelangsa mengirim pesan berupa doa agar semoga wabah ini cepat mereda, dengan sigap sayapun mengamininya.
Begitulah peran yang bisa saya kerjakan semata supaya saya tidak menjadi orang yang sia-sia di masa pandemi ini. Saya juga selalu berusaha niteni dari apa yang saya dengar dari keadaan sekeliling lingkungan saya. Sembari membantu atas batas kemampuan saya yang mungkin tidak seberapa.
Diantaranya saya sempat bersama-sama para pemuda berbagi masker untuk warga. Sambil membagikan, sambil mendengarkan begitu beragam pendapat dari masyarakat merespons pandemi ini. Aksi saling bantu di tengah masyarakat sangat nyata terlihat di dalam bersama-sama menghadapi keadaan ini. Apalagi saya tinggal di desa. Masyarakat desa sangat menonjol tatkala apapun saja yang berkaitan dengan kemanusian. Mereka selalu sigap mengerjakannya bersama-sama.
Setidaknya dua pesan dari berseri-seri tulisan Mbah Nun di Caknun.com yang saya tangkap: Supaya kita selalu niteni dan saling terpaut satu sama lain di dalam menghadapi keadaan pandemi ini. Itu yang sedang saya terus amalkan hari ini-hari ini.
Memang Covid-19 ini tidak terlihat adanya. Akan tetapi, ia memberi dampak yang begitu nyata. Maka, kitapun harus menyikapinya dengan membuat aksi yang nyata pula. (Maulana Bayu I.)