Indonesia kini dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah atas, dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah. Pencapaian itu bukanlah hal yang sulit, sebab dalam proses terwujudnya peningkatan itu, kita rakyat bawah cenderung tidak ngapa-ngapain. Yang kita lakukan hanya berupaya hidup tetap seimbang, tidak jatuh mental oleh keadaan, belanja hanya yang perlu dan selalu standby dari panggilan untuk berbagi.
Krisis ini kita hadapi tidak dengan cengeng, melainkan gembira terus, berusaha berdaya terus dan sebisa-bisanya mencari kiat, tips, trik, jalan celah ataupun jalan keajaiban apapun saja supaya life must go on. Diantara tips yang banyak dislogankan saat ini adalah, “Membeli dari teman sendiri!”. Memang teman, kerabat dan tetangga adalah wahana kompromi sumber daya, segala sesuatu menjadi tidak harus ditempuh dengan transaksi yang net.
Sebetulnya yang bisa dibeli dari teman bukan hanya produk yang ia jajakan. Kita juga bisa membeli pengetahuan dan keahlian mereka, mengakses networking yang mereka miliki juga mengharapkan apresiasi dan dorongan motivasional dari mereka. Tanpa memiliki teman, untuk mendapatkan kesemuanya itu akan menjadi begitu mahal, harus membeli database dan toolkit strategi atau membayar untuk mengikuti sebuah seminar sukses.
Kegiatan kolaborasi yang bukan sekedar foto aksi adalah bagaimana sekelompok orang meneliti apa-apa yang bisa ‘dibeli’ dari temannya satu sama lain. Kemudian mengandalkan itu dan memandang apa-apa saja yang datangnya dari luar sebagai faktor tambahan saja. Membangun atmosfir positif yang di dalamnya terdapat kegiatan saling membagi dan menyerap sumber daya adalah cara hemat untuk membuat sebuah pencapaian yang meningkat.
Bersama-sama kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi Live! Juli 2020 di : Juguran Syafaat.