Mukadimah: MENGALAMI MASA DEPAN

Mukadimah 7 Tahun Juguran Syafaat April 2020

Ini bisa jadi akan panjang. Mulailah menanam memanfaatkan lahan: Rimpang (jahe,dkk), bawang, cabe, tomat, bayam, brokoli, dkk. Demikian kata seorang ahli kesehatan. Kalau kita memikirkan resiko terburuk ke depan, kita menjadi berpersiapan baik, tetapi khawatirnya imunitas kita jadi menurun. Sebaliknya, kalau kita mengikuti saran-saran motivasional, hati boleh merasa gembira, imunitas kemudian meningkat tetapi jangan-jangan kita menjadi lengah menghadapi perubahan keadaan.

Kita tidak tahu apa yang masih akan terjadi dan hendak sepanjang apa keadaan ini. Jangankan kita, pemimpin-pemimpin dunia saja hari ini diuji betul-betul tentang forecasting capability. Cakap atau tidak sih mereka didalam memproyeksi masa depan? Semakin cakap iya memproyeksi masa depan, semakin cepat dan tepat keputusan yang diambil hari ini.

Kita pun ikut urun bersalah. Sebab kita mengenali Al-Qur’an lebih sebagai kitab masa lalu. Padahal ia juga kitab tentang masa kini dan masa depan. Sehingga kita tak punya metodologi untuk menghubungkan prediksi dari rumus-rumus dan angka-angka statistik dengan kebeneran masa depan yang diinformasikan Quran.

Melalui rumus dan angka mungkin kita bisa mengintai masa depan, tetapi dengan melibatkan Al-Qur’an mestinya kita bisa membaca pola-pola dari yang sudah kita alami kejadiannya. Bagaimana sebetulnya adab terhadap masa depan, supaya kita tepat bersikap hari ini? Juga supaya kita tidak ketakutan sekaligus tidak pula menjadi ceroboh?

Bersama-sama kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi April 2020 yang sekaligus Milad yang ke-7 esok dalam wahana Virtual Gathering secara Live di .

Previous ArticleNext Article