Situasi yang tidak stabil berdampak pada merosotnya perputaran ekonomi. Keadaan ekonomi yang yang merosot mau tidak mau memberikan pengaruh yang menyeluruh. Ini konsekuensi dari peradaban yang yang dipilih untuk kita anut hari ini yang mutlak bergantung pada berputarnya uang.
Di peradaban ini manusia memilih ridho untuk ditempatkan jadi faktor produksi dari mesin-mesin besar industri. Mereka yang mengelak memilih tidak ridho kemudian memilih jalur berdikari. Yang sukses ia menjadi wirausahawan, yang setengah sukses menjadi saudagar atau minimal jadi agen distribusi menempati titik-titik dari mata rantai aliran barang dan jasa. Yang paling apes ia masih mendapatkan posisi sebagai blantik alias makelar. Tak apa, tetap masih bisa menyebut diri pengusaha juga kok.
Karena uang berputar menjadi begitu pelan. Barang dan jasa pun senafas seirama. Maka baik karyawan maupun pengusaha semua terdampak nyata. Dampak bagi karyawan paling pahit adalah di-PHK. Dampak bagi pengusaha adalah terdesak untuk melakukan shifting alias peralihan atas usahanya.
Mas Sabrang pada sebuah kesempatan memberikan sharing atas apa yang dia amati. Bahwa pada keadaan seperti ini, kita bisa melihat, industri yang ‘tidak penting’ mereka bergelimpangan jatuh. Sedangkan insutri ‘penting’ mereka masih bisa bertahan.
Membuat jadi kita sadar atas pengamatan itu, betapa sebelum hari-hari ini berlangsung kita begitu ‘bernafsu’ mengejar gaya hidup. Baju harus sak lemari, tas dan sepatu harus selusin, dan seterusnya. Yang semua itu hari ini kentara sebagai hal-hal yang tidak penting. Pentingnya baju itu ya sebagai sandangan. Pangan dan papan pun demikian.
Oleh karena itu, baik pengusaha maupun karyawan hari-hari ini dipantik bahkan dipacu untuk mempeka terhadap apa-apa kebutuhan yang benar-benar penting. Shifting dengan melibatkan diri dalam landscape industri ‘penting’ tersebut, di titik manapun, dengan modal seberapapun.
Berpikir biner melawan-lawankan bekerja atau usaha hari ini tidak relevan. Lebih baik memaknai usaha bukan sebagai lawan makna dari bekerja. Akan tetapi usaha adalah upaya untuk memenuhi apa yang bagi orang-orang kebutuhan itu penting untuk dipenuhi hari ini. Kalau dari proses itu kemudian dapat penghasilan, itu efek saja. Efek yang menggembirakan. (Rizky D. Rahmawan)