Mukadimah Juguran Syafaat Juni 2019
Oleh karena aku unggul, maka aku ada. Seseorang takut untuk tidak menjadi yang terbaik, sebab resikonya adalah dianggap tidak ada. Atas alasan tersebut prestasi harus dikejar mati-matian. Sayangnya semakin hari kompetisi tidak semakin ringan. Justru untuk meraih prestasi keunggulan diperlukan kemampuan untuk mengalahkan mereka yang memiliki modal berlebih serta mereka yang memiliki akses-akses ‘jalan pintas’.
Demam rasa rendah diri jika diidap oleh mereka yang merasa hanyalah menempati ranking sejuta justru akan memperburuk keadaan. Hendak sharing kebahagiaan rasanya enggan, sebab kebahagiaannya tidaklah seberapa, tidak sehebat kebahagiaan yang didapat orang lain. Hendak sharing permasalahan hidup jauh lebih enggan, mosok sudah ranking teramat bawah masih menggendong bertubi-tubi masalah pula.
Mati-matian mengejar prestasi justru kemudian bisa mematikan reseptor untuk merasakan tahhaduts bi ni’mah. Peningkatan hidup yang terlalu perlahan tidak menjadi bahan untuk bersyukur. Pertumbuhan di dalam mengilmui hidup tidak dimaknai sebagai sebuah ‘pemberian’.
Orang-orang itu masa depannya terkunci pada sebuah angan-angan : Menjadi yang terunggul. Padahal mereka yang benar-benar unggul, justru adalah mereka yang tidak tertarik untuk ikut serta di dalam kompetisi.