Dua puluh enam adalah umur dimana remaja yang sedang meniti keseriusan, kesetiaan, dan rasa sayang menuju kedewasaan untuk mengetahui, menemukan arah yang tepat dalam berbagai hal.
Tema Dhaluman Jahula menjadi tema untuk menjadi pondasi awal dan kuda-kuda hati ini menjalani dan mentadaburi Majelis Ilmu Maiyah PadangMbulan berusia 26 tahun menurut tanggal Masehi, menjadi menarik dimana situasi manusia disekeliling kita tidak memahami dirinya dalam ruang dan waktunya.
Saya sangat bersyukur dalam perjalanan keilmuan ini, saya menemukan ada mata air kehidupan yang sangat baik untuk mencuci ( wudlu) , hiruk pikuk kehidupan sehari 24 jam yang oleh Mbah Nun sebut dalam sebuah video Akik Maiyah ( kita harus sregep dan tandang, saya menyebut nya kalo malas adalah perbuatan dosa), ini bisa menjadi acuan, passing atau Long Pass dalam sepak bola untuk terus mengalir dan bergerak bola itu. Tidak ada yang sia – sia Allah menciptakan semua ini untuk hambanya.
Selalu terasa getaran cinta ini untuk selalu menyayangi dan rasa kangen terus menerus untuk Ber Maiyah, tidak ada rasa merasa bisa, tahu dan mengerti persoalan apapun, bisa rumangsa udu Rumangsa bisa, kita hanya berusaha memahami dan mengerti posisi yang pas agar setiap persoalan tidak terlalu tertindas dan sedih.
Dua puluh enam tahun menjadi istimewa karena PadangMbulan dan saya memasuki cakrawala baru, usia baru untuk terus bisa mencoba dan mengerti posisi yang tepat agar apapun yang dilandasi dengan akar cinta dan kasih sayang bisa berbuah dengan baik.
Terimakasih sedulur Maiyah nusantara. Terus yakin dan bersyukur atas apa yang dikehendaki Allah atas diri kita.