Orang-orang jaman dahulu menjalani profesinya dengan sepenuh hati. Penghasilan bukanlah satu-satunya orientasinya dalam bekerja. Bagi mereka pekerjaan adalah proses toriqoh pribadinya. Maka masih berlaku konsep dedikasi, pembelajaran sepanjang hayat dan dijunjungnya integritas terhadap nilai-nilai pada saat mereka bekerja.
Zaman bergeser, manusia seolah dituntut oleh kebutuhan untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya. Walhasil orang kemudian mengesampingkan proses toriqoh pribadi di dalam bekerja.
Lambat laun, ternyata bekerja dengan orientasi penghasilan saja membuat jiwanya kering. Maka kemudian orang berlari untuk mengkreatifi waktu sisa bekerjanya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mengandung transaksi. Misalnya, bermain teater, musik dan berbagai kegiatan hobi.
Tujuan dari dikerjakannya kegiatan kreatif tersebut tidak lain adalah sebagai sarana penempuhan toriqoh personal untuk menyiram keringnya ruang batin manusia.
(Diolah dari: Agus Sukoco)