MAMPIR MEDANG (56) : Ora Ilok

Ketika seseorang berpuasa, dia akan memiliki kekuatan ekstra dibanding pada saat tidak berpuasa. Keputusannya untuk menahan lapar, haus dan hal-hal yang sebetulnya dibolehkan demi sebuah keutamaan seolah menjadi tawanan yang membuat ia lebih mampu menahan diri dari sesuatu yang buruk atau mengerjakan sesuatu yang baik dengan berlipat ganda.

Lalu, bagaimana jika disebuah wilayah dilakukan puasa sosial. Apa itu puasa sosial? Yakni kesepakatan kultural yang disepakati dan ditaati berlakunya di sebuah wilayah. Kesepakatan kultural itu diantaranya berupa paugeran “ora ilok” yang dijaga bersama-sama oleh seluruh penghuni wilayah untuk tidak melanggarnya. Dengan kata lain, secara bersama-sama orang-orang mempuasai untuk mengerjakannya.

Maka di wilayah yang masih nguri-uri kesepakatan kultural berupa ora ilok-ora ilok itu, biasanya desa atau dusun tersebut masih terjaga kharisma, terpelihara kramatnya. Wilayah itu kemudian menjadi relatif terjaga dari pageblug, bencana dan keburukan-keburukan.

Begitulah puasa memberikan dampak, baik puasa mahgdoh, maupun puasa sosial.

(Diolah dari: Agus Sukoco)

Previous ArticleNext Article