Kalau kita tahu Nabi Muhammad itu Nabi, sebab Bapak, Mbah, Buyut kita sudah menginformasikan kepada kita hal tersebut.
Tapi bagaimana para sahabat mengetahui dan kemudian mau mengimani Nabi Muhammad sebagai Nabi?
Tidak seperti hari ini, kala itu sejarah belum menggaransi kenabian Nabi Muhammad benar-benar Nabi.
Apakah kita hari ini mengimani kenabian Nabi Muhammad sebatas sosok beliau sebagai produk sejarah? Atau kita telah memiliki parameter sebagaimana para Sahabat dahulu memiliki daya identifikasi kenabian?.
(Diolah dari: Agus Sukoco)