Bersamaan dengan jatuh sakitnya seseorang, bersama itu pula dosa-dosa berguguran. Sementara informasi lainnya, Allah tidak akan merubah nasib kita, jika kita tidak berupaya. Ketika sakit misalnya, kok tidak berupaya mencari kesembuhan, ya tidak benar.
Tapi kan dosa-dosa berguguran, mencari kesembuhan berarti sama saja menolak digugur-gugurkannya dosa donk. Bagaimana ini?
Inilah kalau terlalu kaku dalam beragama. Segala sesuatu dipandang kontradiktif. Sehingga gagal memahami. Bahwa sesungguhnya hidup itu hanya menjawab soal. Sakit itu sebuah soal dalam hidup. Bagaimana cara menjawabnya adalah dengan kita berobat.
Jadi, niat saat berobat itu bukan sedang menolak takdir sakit. Tetapi sekedar berusaha menjawab soal kehidupan yang diberikan Allah, jawabannya adalah kita berobat.
Kalau diberi soal berupa sakit, kok diam saja, sama saja berarti kita enggan menjawab soal kehidupan yang diberikan Allah.
(Diolah dari: Agus Sukoco)