BERTEMPAT KEDIAMAN Agus Sukoco, pertemuan yang cukup intim digelar. Pertemuan ini digelar untuk menyambut kedatangan tamu dari Padhang mBulan, Jombang yaitu Lek Hammad, Cak Lutfi dan Cak Atim. Tamu-tamu mulia tersebut semalam sudah menghadiri Juguran Syafaat. Selain tamu tadi, telah hadir juga para penggiat Juguran Syafaat dari Purwokerto dan Purbalingga. Ada juga tamu dari Suluk Pesisiran turut serta mengikuti acara.
Acara dibuka dengan bersholawat bersama dipandu oleh Toto dan Ujang diiringi gitar sederhana. Selanjutnya Rizky menyampaikan bahwa pertemuan sederhana ini adalah bentuk sambutan dari Juguran Syafaat atas niat baik Padhang mBulan dalam mempererat tali silaturahmi.
Tempat acara yang cukup representif. Meski dibelakang rumah, tapi rasanya tetap nyaman. Beratap langit berbintang dan beralaskan karpet sederhana. Hidangan seadanya tersedia didepan para penggiat.
Agus Sukoco menyambut dengan mengingatkan semuanya akan ibu kandung simpul Maiyah yaitu Padhang mBulan. Bagaimana perjuangannya dari tahun 90an, itulah yang menginspirasi gerakan kita hingga saat ini.
Lek Hammad merespon dengan mengatakan bahwa yang dilakukannya saat ini adalah upaya menjaga istiqomah silaturahmi. Lek Ham juga bercerita bahwa Padhang mBulan dari awal dibuat bukan berdasarkan cita-cita besar, hanya karena bagaimana cara agar Cak Nun bisa pulang ke Menturo sebulan sekali. Lek Ham juga berpesan bahwa dalam kita bermaiyah hendaknya ikut membantu perjuangan Cak Nun. Seperti yang sudah dilakukan simpul sebelumnya, pun penataan internal simpul seperti membuat instrumen media dan lain sebagainya.
Rizky ikut menjelaskan bahwa konsep simpul sekarang adalah bentuk padatan dalam Maiyah yang didalamnya terdapat beberapa instrumen pendukung seperti media, event, dll. Cak Lutfi sendiri menambahkan bahwa kemesraan antar jamaah itu yang utama. Cak Lutfi juga meminta agar dalam setiap forum bisa saling menyapa jamaah dikota lain secara jarak jauh.
Mendekati akhir acara resmi, sholawat dipandu oleh Cak Lutfi dibawakan bersama-sama. Hawa hangat dan syahdu mengalir diantara sesama penggiat. Khusyuk terasa nikmat. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah santai. Ngobrol sana-sini, berbagi kemesraan. [] Hilmy Febrian Nugraha
14 Februari 2016