Kalau Anda pergi ke Kantor Kelurahan, lalu tiba-tiba masuk ruangan Pak Lurah, maka jangan kaget ketika Anda melihat Pak Lurah kaget dengan kedatangan Anda. “Loh, siapa yang memanggil Anda?”.
Berbeda ceritanya ketika Anda pergi ke Kantor Kelurahan karena memang mendapat panggilan dari Pak Lurah untuk menghadap. Belum juga masuk ruangan Pak Lurah, sudah disambut oleh para Kaur dan aparatnya.
Pun demikian, ketika kita adalah yang dipanggil oleh Allah. Malaikat dan para Aparat Allah ikut nyengkuyung menyambut. Siapakah golongan yang dipanggil oleh Allah itu? Yakni golongan : “Yaa ayyatuhan nafsul mutmainnah. Irji’ii ilaa rabbiki radhiyatan mardhiyah. fadkhulii fii ibadii wadkhulii jannatii.” QS.Alfajri :27-30.
Jangan kepedean dulu merasa kita sama-sama sedang menghadap Allah. Sudah merasa berpenampilan lebih bagus, berlafaz lebih faseh, tapi jangan-jangan mereka yang bajunya kalah religius dan fasihnya juga kalah, justru menghadap karena memang dipanggil oleh Allah : “Wahai jiwa yang tenang…”. Berupayalah menjadi pribadi yang memiliki jiwa yang muthmainah, agar menghadap-Nya menjadi tidak celilian alias kewirangan.[]RedJS