Badan kita ini pinjaman dari Allah. Sukma kita juga adalah pinjaman dari Allah. Ruh yang ada dalam diri kita juga adalah tiupan dari Allah. Kalau badan diambil-Nya. Lalu sukma juga dicabut-Nya. Dan ruh diangkat kembali oleh-Nya. Lalu manakah kita?
Dimanakah diri kita?
Mulai sekarang, belajarlah untuk tidak percaya bahwa diri kita adalah benar-benar badan yang bisa kita pegang, bisa kita cubit ini. Terlebih lagi belajarlah untuk tidak percaya bahwa diri kita adalah identitas sosial kita : Aku ketua RT, aku pegawai, aku warga negara. Dan seterusnya.
Bahwa jangan-jangan diri kita sebetulnya tidak butuh apa yang selama ini kita merasa butuh. Seperti halnya kita tidak butuh bensin, karena yang butuh diisi bensin itu kendaraan kita. Kita tidak butuh makan, yang butuh makan itu badan kita. Dan seterusnya.
Lalu apa sebetulnya yang kita butuhkan?[] RedJS