Apa sebab kau berpikir bahwa pikiran mu sedang tidak tajam?
Apa kau pikir buah pikirmu selama ini adalah hasil murni pikiranmu sendiri tanpa adanya faktor dan variable lain dari dimensi yang tidak dapat kau raba keberadaannya?
Apa kau pernah berpikir bahwa jangankan berpikir tajam, berpikir dangkal saja, bahkan tidak berpikir sekalipun sebenarnya kau tidak mampu!
Berarti selama ini kau terlalu sombong berkata bahwa dirimu cukup cerdas untuk saling berlempar opini dengan Gurumu itu!
Apa yang Gurumu itu lakukan? Kapan, dimana dan bagaimana ia bertemu dengan Simbah Guru? Bagaimana mereka bisa berada pada satu gelombang frekuensi carrier berisi informasi alam semesta. Gelombang yang merambat dengan power tertentu hingga mampu menembus ruang, waktu dan lipatan-lipatan dimensi tak terbatas lainnya? Sistem transmisi dengan media apa yang mereka gunakan untuk berada pada satu line tanpa loss? Komputasi jenis apa yang dipakai untuk mencapai error ratio 0%?
Namun, media butuh ruang, kalkulasi error ratio pun butuh satuan waktu. Jadi, ini bukan lagi soal power yang kau kenal sebagai power. Frekuensi yang kau kenal sebagai frekuensi. Informasi yang kau kenal sebagai informasi. Akan tetapi, ini adalah soal yang tidak akan pernah mampu dijelaskan dengan yang selama ini kau sebut logika akal.
Kau memang belum bisa sepenuhnya memahami bahwa di dalam dirimu ada diri-diri yang lain. Bahwa diri mereka berdua pun bersemayam di dalam dirimu. Jika memang belum mampu karena barangkali memang belum tiba waktunya atau memang tidak ada jatahnya, maka hentikanlah. Karena kau juga harus tau bahwa dirimu juga adalah bagian dari dirinya yang itu sudah mereka pahami.
Maka cintai mereka. Minta ruang untuk menempatkan dirimu didalam dirinya. Barangkali kau diijinkan untuk sedikit-sedikit nguping obrolan yang membawamu dari tidak tahu menjadi tahu. Agar kau juga paham bahwa kau memang tidak punya daya upaya untuk berpikir tentang apapun yang kau usahai untuk tau. Karena selama ini yang kau kira proses berpikir tidak lain hanyalah sebuah peristiwa kemurahan dan kasih sayang Tuhan yang mengijinkanmu untuk tau tentang apa yang pantas untuk kau ketahui.[] Fikry Anshor