GERHANA BERITA

GERHANA MATAHARI terjadi ketika matahari tidak terlihat karena terhalang oleh bulan. Gerhana bulan terjadi ketika bulan tertutupi oleh bumi. Gerhana berita terjadi ketika sebuah berita tertutupi oleh berita lainnya.

Susunan berita-berita nampaknya lebih rapih dari susunan planet dan bulan di tata surya, sehingga secara tertib satu berita meng-gerhanai berita lainnya dalam periode waktu yang demikian disiplin. Berita Papa Minta Saham, tertutupi oleh Teror Sarinah. Kemudian muncul berita berikutnya Pembasmian Gafatar. Seperiode berikutnya, giliran berita Kopi Sianida. Disusul meng-gerhanai berita sebelumnya, berita Hijab Halal MUI. Silih berganti kemudian, berita LGBT merebak. Hingga tibalah kini berita DKI 1 menjadi pusat perhatian.

Tak perlu kacamata khusus untuk melihat fenomena berita yang seru, asik, membuat penasaran dan memancing kegemasan tersendiri itu. Baik siaran sentral di televisi, maupun siaran viral di media sosial heboh mengabarkannya. Kita tanpa sadar asyik terbuai menikmati, sembari menunggu akan tergerhanai oleh berita baru apa ya setelah ini nanti?

Saking asyiknya kita memelototi berita, sampai-sampai nyaris tidak terdengar oleh kita kabar-kabar yang tidak kalah penting yang gagal dijadikan berita. Sebut saja kabar tentang merosot drastisnya komoditas perkebunan dan pertambangan di luar Jawa. Sebuah kabar yang berdampak luas bagi saudara-saudara kita yang terlibat bekerja didalamnya, tapi kita tak mendengarnya. Sehingga tak tergerak simpatik kita kepada saudara sebangsa dan setanah air kita sendiri.

Atau kabar lainnya, yakni melambungnya harga bahan bakar dan harga daging sapi di negara kita, kita terlena untuk tidak membandingkannya dengan harga internasionalnya. Kabar ini nyaris luput dari pemberitaan. Kita dijuali dengan harga yang kemahalan tapi enjoy saja. Sedemikian terpukaunyakan kita dengan berita, sehingga kita tidak tergerak untuk sekedar mempelajari fenomena apa sebetulnya itu? Siapa yang sedang bermain dibelakangnya? Siapa yang sedang diuntungkan karenanya?

Dan entah ada berapa ribu kabar yang sebetulnya penting untuk diberitakan, tapi tidak kita pedulikan karena kita terlalu asyik menonton berita.[] Rizky Dwi Rahmawan

Previous ArticleNext Article