Tirakat tidak identik dengan ketidakpunyaan. Justru karena bangsa ini memiliki kekayaan yang mengagumkan, sehingga tirakat lekat menjadi tradisi keseharian. Bahkan di puncak kegembiraan berfestifal hari kemerdekaan, warga bergotong-royong di wilayahnya masing-masing menggelar tradisi ‘malam tirakatan’.
KAJ Accoustic tak ketinggalan untuk ikut andil berpartisipasi. Tahun ini teman-teman musisi KAJ Accoustic membersamai warga RT 01/06 di Desa Sokawera, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga dalam rangka malam tirakatan hari kemerdekaan RI ke-71.
Lantunan puji-pujian dan senandung sholawat mengestafeti susunan acara yang telah berlangsung sedari ba’da Isya di halaman Mushola Langgar Syafaat di kompleks kediaman Mas Agus Sukoco malam itu. Setelah warga bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, susunan acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan do’a bersama, baru kemudian sambutan-sambutan.
Sungguh warga negeri ini memiliki kekayaan kultural yang luar biasa. Hingga apa saja kegembiraan yang sedang dijalani semua ditransendensikan, dikaitkan dengan kehadiran Tuhan, diantaranya melalui persembahan do’a bersama dan tahlil. Berbagai jenis kenduri, kenduri menyambut kelahiran, tasyakuran rumah, pernikahan, hingga prosesi duka cita, hingga acara hari kemerdekaan, tahlil Laa Ilaha ilallah tak luput dilantunkan.
Malam itu seratusan warga tua-muda, lelaki-perempuan, termasuk anak-anak dan balita berkumpul bersama dalam suasana guyub, rukun bertetangga, rukub sesama warga. Acara kemudian dipuncaki dengan pembagian hadiah-hadiah yang diselang-selingi oleh lantunan Sholawat KAJ Accoustic. Suka cita dan kesyahduan berpadu. Anak-anak dan dewasa semua kebagian hadiah. Ada 32 mata lomba yang sudah digelar sejak awal Agustus kemarin. Ada pertandingan sepak bola, tenis meja, tarik tambang, makan krupuk, bahkan ada lomba menangis, lomba yang diperuntukkan khusus untuk anak-anak.
Hingga tengara pukul 23.00 seluruh hadiah sudah dibagikan, belasan senandung puji-pujian dan sholawat tuntas dibawakan. Acara kemudian diakhiri, dilanjutkan dengan pemutaran video wayang kulit dengan Dalang Ki Enthus Susmono.
Walaupun bangsa ini masih jauh dari berdikari sebagai ciri dari sebuah negara merdeka, tetapi rakyat tetap bisa bersuka cita dengan caranya sendiri. Walaupun setiap hari para elit penguasa terus ada saja yang membuat rusak kondisi, tetapi rakyat tetap istiqomah setiap tahun nirakati kemerdekaan bangsanya.
Dirgahayu!!! [] RedJS