Kampanye anti narkoba, tapi bergambar ketua lembaga kampanye anti narkoba. itu maksudnya apa? saya mencoba mengira-ira. Apakah memang narkotika itu harus dijauhi? Tidak, yang harus dijauhi adalah PENYALAHGUNAAN narkotika. Narkotika, morfin, ganja, marijuana, dll boleh kok digunakan, asal oleh tenaga medis dan orang-orang yang mengetahui ilmunya.
Inilah yang keliru, begitu mendengar kampanye penyalahgunaan, seolah-olah kata itu menjadi 100% haram. Dalam pandangan saya, kampanye anti narkoba dengan baliho-baliho adalah confuse, bingung dan membingungkan. pertama : kenapa obyek primer di baliho itu justru ketua lembaganya? Apa karena numpang anget selagi nyaleg? Amanah darimana orang yang numpang anget dengan statusisasi sosial seperti itu?
Kedua : dengan jumlah orang yang melihat baliho tidak terbatas, itu menjadi banyak manfaatnya atau banyak mudharatnya. Berapa anak muda yang justru tahu pertama kali tentang narkoba dan penasaran ingin mencobanya justru karena setiap hari tiap berangkat sekolah lihat itu baliho?
Lebih spesifik pasti lebih baik. Kepada segmen masyarakat A misalnya, media promonya adalah brosur, materinya adalah tentang pencegahan. Kepada segmen masyarakat B misalnya, media promonya berbentuk pelatihan misalnya, materinya adalah penyembuhan. Dan seterusnya. Itu lebih ngena sasaran.
Belum lagi dampak, kita menjadi lahirnya sikap antipati membabi buta. dikiranya narkotika pasti jelek. morfin pasti jahat, dll. Hal serupa ini terjadi di tempat lain, misalnya di pengajian-pengajian, ada ceramah bahaya PENYALAHGUNAAN logika. Eh dampaknya malah seluruh jamaah pengajian antipati 100% dengan logika dan tidak pernah menggunakan logika. Owalah cah ayu, cah bagus.. yang tidak boleh itu penyalahgunaan logika. Logika tetap harus digunakan, asal jangan disalahgunakan. Sama seperti Narkotika tetap harus digunakan di kalangan medis misalnya, yang tidak boleh itu disalahgunakan.
Apa akibatnya kalau kita tidak pernah menggunakan logika? [] Rizky Dwi Rahmawan