Internet menawarkan kepraktisan, kepraktisan bekerja juga kepraktisan berfikir. Imbas dari yang internet tawarkan adalah kita menjadi individualis, repot amat mencari dari orang lain kalau di gadget sendiri ada. Maka proporsi kita menaruh internet dan digital media di dalamnya harus tepat, ia hanyalah alat bantu, jangan ia diijinkan menjadi pengganti silaturahmi tatap muka.
Naasnya, praktis sudah menjajah hingga ke dunia pendidikan. Beberapa orang tua merasa sekolah adalah solusi praktis untuk mengurusi ribetnya tanggung jawab pendidikan atas anaknya. Bagaimana anak tidak menjadi keriting seperti mie instan kalau maunya diurus dengan praktis-praktis saja?
Sampai pada urusan beragama, sebagian orang beragama dengan begitu praktisnya, yang penting amalan saya diterima, yang penting saya dapat sorga. Soal agama yang saya dalami memberi pengaruh pada pendewasaan jiwa atau tidak, itu terlalu ribet untuk diurusi.
Lima belas pak tua dan kakek sepuh asal Kebasen, Banyumas yang tergabung dalam grup Sholawat Jawa Karya Suara biasa berkumpul, menghidupkan malam melantunkan sholawat dengan indah. Sholawat Jawa hampir punah oleh pemahaman-pemahaman yang tidak mau ribet yang justru membonsai esensi Shoalwat itu sendiri. Karena itu mereka patut kita teladani dan uri-uri, tidak banyak sekarang orang yang mau ribet menghidupkan malam untuk membangun cinta dengan Sang Nabi. [] RedJS