Reportase: WAJIB BELAJAR SEUMUR HIDUP

JUGURAN SYAFAAT EDISI Mei 2013 yang bertemakan “Wajib Belajar Seumur Hidup” dihadiri oleh Jamaah Maiyah Banyumas dan Purbalingga. Para Jamaah berkumpul berramai-ramai di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, depan Sriratu Purwokerto. Ngalor-ngidul tema yang dibahas terbungkus rapi dalam sebuah acara yang dinamai “Juguran Syafaat”.

Juguran Syafaat merupakan kegiatan yang diganyang oleh Keluarga Maiyah Banyumas Raya dan merupakan bagian dari Maiyah Nusantara. Juguran Syafaat dilaksanakan rutinan sebulan sekali, setiap sabtu malam kedua, setiap bulan.

Acara makin meriah dengan datangnya teman-teman berbagai komunitas yang ada di Purwokerto dan sekitarnya. Sekitar 150 orang hadir dalam acara Juguran Syafaat semalam. Panitia sengaja mengundang 3 Narasumber untuk menjadi simpul diskusi semalam, ketiganya yakni :

  1. Mbah Slamet, Direktur AKKAR
  1. Muhammad Adib, Pendiri Boarding School Mbangun Desa, Ketenger
  1. Bu Ari Suryani, Praktisi pendidikan berbasis Psikologi Transpersonal

Mas Adib begitu sapaan akrab Sang Pendiri Boarding School membawa serta dua siswanya untuk ikut ambil bagian dalam diskusi gayeng Juguran Syafaat semalam. Dua siswa tersebut adalah Dik Atul dan Dik Arif.

Dik Atul adalah siswa boarding school yang sempat terangkat media kemarin terkait kasus Tasripin. Dik Atul lah yang pertama-tama menemukan sosok unik Tasripin di Desa Pesawahan sana. Sedangkan Dik Arif adalah siswa 15 tahun yang dididik di tengah-tengah alam boarding school sehingga walau usianya masih belia tapi sudah sangat matang, bahkan sudah pernah menjadi khotib sholat Idul Adha.

Hadir juga beberapa tokoh budayawan, ada Pak Titut dari Cowongsewu, ada pelukis tenar Banyumas, Mbah Hadiwijaya, ada Pa Surya Esa dari Teater Esa, hadir pula Yahda Anas dan Bunda Mira dari Sekolah Alam Baturraden, Bu Esti wakil Ketua DPRD Banyumas dan banyak lagi lainnya.

Acara dimeriahkan dengan penampilan lakon wayang satu babak “Goro-Goro Syafaat” yang dibawakan oleh Grup Wayang Mahasiswa Jamus Kalimasada dari UMP, dan teman-teman musisi dari Jamaah Maiyah Purbalingga yang melantunkan beberapa nomor sholawat serta senandung penutup maiyah “Sohibu Baiti”.

Tema yang dibahas adalah seputar pendidikan, “Wajib Belajar Seumur Hidup”, begitu tema yang diangkat. Forum ini mencoba meredefinisi dan mendekonstruksi makna pendidikan, dalam arti luas adalah sistem pendidikan yang sudah mengaburkan makna pembelajaran itu sendiri, karena pendidikan telah berubah menjadi produk kapitalisme dan produk modernitas.

Hingga membahas pendidikan jiwa dalam arti personal, dimana kita diajak untuk tidak terjebak dalam penyempitan-penyempitan pola berpikir yang dikerangkeng oleh norma-norma yang ada. Sementara kita tahu norma-norma itu ada seringkali tidak kita telusuri darimana asalnya, melainkan norma-norma itu hanya sebatas alat kepentingan pihak-pihak tertentu saja, kapitalisme dan modernitas misalnya.

Juguran Syafaat akan diselenggarakan lagi untuk umum pada sabtu malam kedua bulan Juni, di tempat yang sama, Pendopo Wabup atau Pendopo Eks Kotip, depan Sriratu Purwokerto dengan melibatkan komunitas yang berbeda-beda lagi.[] Rizky

Previous ArticleNext Article